Kamis, 06 Mei 2010

penantian terakhir

"hai...!!!!!" huaaaaaa...!!!Raka benar-benar kaget saat Karish tiba-tiba muncul dihadapannya."lu lagi, lu lagi" sungutnya kesal. "gimana kabar kakak hari ini?" tanya Karish ramah, seperti biasanya. "mo gw sakit, mo gw mati tu bukan urusan elu" dengusnya ketus. Karish mengikuti langkah Raka dari belakang. "ngapain sih lu ikutin gw?? muak tau g' tiap hari yang gw liat pertama kali tu muka elu!!!" semprotnya tanpa ampun. "Karish cuma ingin selalu dekat kakak di akhir hayat Karish..." jawab Karish selalu. sudah setahun ini, tiap hari Karish selalu menunggu Raka lewat di taman. tak peduli panas menyengat kulit ataupun hujan deras, Karish selalu menanti dan menanti. walau yang ia dengar pertama kali adalah kata-kata kasar bahkan makian, Karish tak peduli. semua ia terima hanya untuk menemani Raka pulang. namun hingga kini, Raka tak pernah merasa tersentuh oleh sikap Karish. pernah suatu hari Karish menunggu Raka hingga larut malam. hingga akhirnya Karish tertidur di bangku taman dan tak sempat melihat Raka lewat. sebenarnya Raka sengaja pulang malam agar tidak bertemu Karish, tapi ternyata Karish terlalu setia menanti kedatangan Raka.siang itu, seprti biasa Karish sudah duduk di bangku taman menanti Raka lewat. tak lama Raka melintas."siang kak Raka...." sapa Karish pelan."lu lagi....." Raka tak jadi melanjutkan kata-kata kasarnya saat melihat Karish agak lemas. "napa lu? mo mati ya? syukur deh kalo lu mati ga kan ada yang ganggu gw lagi!!" ucap Raka dengan tersenyum sinis. kemarin Karish nunggu kakak sampe malam jadi Karish agak kurang enak badan", jawab Karish polos. rasain lu, emang enak gw kerjain. bathin Raka. setelah sampai di depan rumah Raka barulah Karish berhenti melangkah dan pergi saat Raka masuk rumah. tak pernah sekalipun Raka menawari Karish untuk istirahat sejenak apalagi menawarinya masuk ke rumah."siapa tu, Ka?" tanya mamanya saat Raka baru masuk rumah. "ah, orang gila, ma", jawab Raka sekenanya. "orang gila koq tiap hari nganterin kamu pulang? mama lihat dia lemes gitu, apa dia sakit?", tanya mamanya lagi. "Raka ga tau, ma. lagian buat apa sih nanya-nanya orang ga penting kayak dia", sahut Raka sambil ngeloyor masuk kamarnya.sudah dua hari ini Raka tak melihat Karish menunggunya di dekat taman. semula hatinya sangat senang karena tidak ada yang mengikutinya hingga ke rumah. tapi lambat laun, Raka merasa kesepian juga. hatinya bertanya-tanya, kemana perginya cewek itu. tanpa terasa, rasa penyesalan mulai tumbuh di hati kecilnya. bagaimana mungkin selama setahun ia bisa mengacuhkan kehadiran Karish. apa salah Karish? tiap hari Raka semakin gelisah dan gelisah. apa yang terjadi pada Karish? kini tiap ia melintasi taman, ia selalu berharap Karish duduk di bangku taman menantinya seperti dulu. tapi Karish tak lagi muncul.bahkan, Raka kini sering menanti di bangku yang tiap hari diduduki Karish. dan tetap berharap Karish akan menghampirinya ataupun sekedar lewat di depannya. tanpa sadar, rasa rindu menyeruak dalam hatinya. dan penyesalannya makin menjadi di hari ketiga puluh penantiannya. tak terasa sudah sebulan ia menanti Karish. betapa berat ia rasakan penantian itu. dan kini ia mengagumi ketabahan Karish menanti dirinya dulu selama lebih dari setahun hanya untuk menemaninya pulang. walau Raka seringkali membentaknya, seakan tak pernah meruntuhkan kesetiaannya untuk terus menanti Raka."Karish, kamu dimana?" tanya Raka lirih. ia berusaha tidur malam ini, tapi sediktpun matanya tak bisa terpejam. pikirannya melayang-layang memikirkan Karish. setelah lelah berpikir, akhirnya Raka tertidur...tiba-tiba Raka terbangun, ia bermimpi pertemuan terakhirnya denagan Karish dan hanya satu kalimat Karish yang membuat Raka tertegun: "Karish cuma ingin selalu dekat kakak di akhir hayat Karish..." apa maksud perkataan Karish itu? gejolak bathinnya makin tak menentu. malam itu juga, Raka kembali di bangku taman. perasaannya makin tak karuan. ia takut terjadi apa-apa pada Karish. "Karish kamu dimana........?" teriaknya di tengah gelap malam.sepi. dan tak ada jawaban. hanya suara hewan malam tak perduli keadaan sekelilingnya. akhirnya pagi menjelang dan Raka tersadar dari tidurnya. rupanya ia tertidur di bangku taman itu. sinar matahari yang lembut menyambutnya. hatinya kembali gundah manakala ingat ia pernah membiarkan Karish tidur di bangku taman ini dulu. Raka sudah siap melangkahkan kaki saat ia melihat secarik kertas menyelip di antara celah bangku taman. ia duduk kembali dan mengambil kertas itu. dengan perlahan ia membaca tulisan di dalamnya. ternyata isinya adalah surat yang ditulis Karish satu bulan yang lalu. isinya amat singkat, namun sangat berarti untuk Raka.yang tersayang. kak Raka.sudah setahun Karish menanti kakak di bangku taman ini. dan selama itu pula Karish habiskan sisa hidup Karish untuk kakak. hanya untuk kakak. walau kakak tak pernah menganggap Karish ada tapi Karish selalu menyayangi kakak. jika umur Karish panjang, ingin rasanya Karish menanti kadatangan kakak hingga kakak mau menyapa Karish tapi apa daya waktu Karish yang tak panjang. jika Karish tak mampu lagi menemui kakak, temuilah Karish di belakang masjid as-salam di dekat taman ini. yang selalu menantimu Karishsegera Raka berlari mencari masjid yang dimaksud Karish, dan setelah ia menemukannya ternyata yang tampak adalah kawasan makam. terletak pas dibelakang masjid terdapat gundukan makam yang masih baru. seakan ada yang menuntunnya, Raka mendekati makam itu. dan betapa terkejutnya ia saat ia membaca papan nisan yang tertancap disana. Karishma Rahayu.tanpa sadar meneteslah air mata Raka. dengan bersimpuh ia duduk di samping makam Karish."maafin gw, Karish. maafin gw...." ucapnya getir.kini setiap hari, Raka selalu datang mengunjungi makam Karish dengan membawakan seikat mawar. setiap hari, hingga waktu tak mengijinkannya untuk melangkah lagi mengunjungi Karish.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar